Rabu, 29 Maret 2017

Ibuku malikatku
Cipt:Nur fadilah Rusli

Sudah hampir dua tahun lamanya aku meninggalkan kota ini, Bandung. Begitu banyak kisah yang pernah kuukir di kota ini, kisah yang ternyata tak pernah bisa aku lupakan begitu saja meski dua tahun lamanya aku pergi. Namaku Nur, aku siswi yang saat ini duduk di bangku kelas 4 SD.  Aku putri tunggal dari sepasang orang tua yang bernama Rahman Dan Aisyah. Ayah dan ibuku adalah seseorang yang hebat. Keduanya adalah seseorang yang sangat aku sayangi. Ibuku adalah sosok wanita yang tangguh,penyabar dan penyayang. Walaupun ibuku bukan wanita karir tetap saja bagiku ibu adalah contoh wanita yang harus ditiru akhlaknya. Ibu selalu mematuhi semua perintah ayah, ibu selalu bisa membuat keluarganya bahagia. Begitu pula dengan ayahku. Ayahku adalah sosok lelaki yang selalu menjadi pahlawan untuk putrinya. Ayah selalu mengajariku untuk menjadi anak yang tangguh seperti ibu. Ayahku adalah pengusaha dan pejabat. Memang benar ayahku sangat sibuk sekali, akan tetapi ayah selalu bisa membagi waktunya bersama keluarga. Alasanku meninggalkan kota ini adalah karena tuntutan pekerjaan ayah yang tidak bisa ditinggalkan sehingga mengharuskan aku dan ibu ikut ayah ke daerah seberang, yaitu Kalimantan. Disana kami tinggal disebuah daerah dimana penduduknya padat dengan orang Jawa. Penduduk disitu sangat ramah sekali, tidak heran karena ajaran dari nenek moyang di Jawa memang seperti demikian. Penduduk yang tinggal di Kalimantan pun juga tidak melupakan adat dari Jawa. Seperti contohnya pada saat kemarin, aku mengikuti pengajian diba’an di masjid dekat rumahku. Yang mana kita tahu bahwa diba’an adalah salah satu kebiasaan orang Jawa pada malam jumat.
Kepulanganku dari Kalimantan dan kembali ke Bandung mengharuskanku untuk melanjutkan sekolah di sekolah lamaku. Aku bersekolah di SDN 5 Bandung, saat ini aku berada dikelas 4 semester ganjil. Tahun depan aku sudah naik kelas 5, kuharap aku tidak lagi meninggalkan kampung halamanku dan sekolah tercintaku ini.
“ Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru yang cantik lo..”
“ Bu itu teman kami waktu dulu di kelas 1, tapi dia pindah bu” jawab salah satu temanku yang masih mengingatku waktu itu.
“ Oh jadi nak Nur ini dulunya pernah sekolah disini.. yasudah berarti tidak perlu berkenalan terlalu lama ya anak-anak.. nanti saja kalian berbicara sendiri sekalian mendengarkan cerita dari teman ini. Gimana setuju?...” tawar ibu guru baru itu
“ Iya bu guru setuju.......” jawab kompak teman sekelasku. Hmm rupanya mereka benar-benar akan membiarkan ku bercerita sesuka hatiku nanti.
Begitu banyak perubahan yang aku rasakan disekolah lamaku ini. Termasuk ada juga guru baru yang mengajar di kelasku. Dia bernama bu Rima. Bu Rima adalah guru yang cantik, baik, sopan dan lembut. Bu Rima asli dari Bandung. Beliau adalah wanita sebatang kara. kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia menjadi mahasiswi. Penyebabnya adalah karena kecelakaan. Beliau tidak memiliki adik dan saudara yang masih dekat dengannya. Semuanya pisah terpecah-belah. Banyak saudara Bu Rima yang memilih pindah untuk tinggal di Jawa Timur. Walaupun seperti itu Bu Rima tetap kuat dan tegar menjalani hidupnya serta berusaha merubah nasibnya agar menjadi lebih baik seperti saat ini.

                                                              Bersambung... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar