Ibuku malikatku
Cipt:Nur fadilah Rusli
Sudah
hampir dua tahun lamanya aku meninggalkan kota ini, Bandung. Begitu banyak
kisah yang pernah kuukir di kota ini, kisah yang ternyata tak pernah bisa aku
lupakan begitu saja meski dua tahun lamanya aku pergi. Namaku Nur, aku siswi
yang saat ini duduk di bangku kelas 4 SD.
Aku putri tunggal dari sepasang orang tua yang bernama Rahman Dan
Aisyah. Ayah dan ibuku adalah seseorang yang hebat. Keduanya adalah seseorang
yang sangat aku sayangi. Ibuku adalah sosok wanita yang tangguh,penyabar dan
penyayang. Walaupun ibuku bukan wanita karir tetap saja bagiku ibu adalah
contoh wanita yang harus ditiru akhlaknya. Ibu selalu mematuhi semua perintah
ayah, ibu selalu bisa membuat keluarganya bahagia. Begitu pula dengan ayahku. Ayahku
adalah sosok lelaki yang selalu menjadi pahlawan untuk putrinya. Ayah selalu
mengajariku untuk menjadi anak yang tangguh seperti ibu. Ayahku adalah pengusaha
dan pejabat. Memang benar ayahku sangat sibuk sekali, akan tetapi ayah selalu
bisa membagi waktunya bersama keluarga. Alasanku meninggalkan kota ini adalah
karena tuntutan pekerjaan ayah yang tidak bisa ditinggalkan sehingga
mengharuskan aku dan ibu ikut ayah ke daerah seberang, yaitu Kalimantan. Disana
kami tinggal disebuah daerah dimana penduduknya padat dengan orang Jawa. Penduduk
disitu sangat ramah sekali, tidak heran karena ajaran dari nenek moyang di Jawa
memang seperti demikian. Penduduk yang tinggal di Kalimantan pun juga tidak
melupakan adat dari Jawa. Seperti contohnya pada saat kemarin, aku mengikuti
pengajian diba’an di masjid dekat rumahku. Yang mana kita tahu bahwa diba’an
adalah salah satu kebiasaan orang Jawa pada malam jumat.
Kepulanganku
dari Kalimantan dan kembali ke Bandung mengharuskanku untuk melanjutkan sekolah
di sekolah lamaku. Aku bersekolah di SDN 5 Bandung, saat ini aku berada dikelas
4 semester ganjil. Tahun depan aku sudah naik kelas 5, kuharap aku tidak lagi
meninggalkan kampung halamanku dan sekolah tercintaku ini.
“
Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru yang cantik lo..”
“
Bu itu teman kami waktu dulu di kelas 1, tapi dia pindah bu” jawab salah satu
temanku yang masih mengingatku waktu itu.
“
Oh jadi nak Nur ini dulunya pernah sekolah disini.. yasudah berarti tidak perlu
berkenalan terlalu lama ya anak-anak.. nanti saja kalian berbicara sendiri
sekalian mendengarkan cerita dari teman ini. Gimana setuju?...” tawar ibu guru
baru itu
“
Iya bu guru setuju.......” jawab kompak teman sekelasku. Hmm rupanya mereka
benar-benar akan membiarkan ku bercerita sesuka hatiku nanti.
Begitu
banyak perubahan yang aku rasakan disekolah lamaku ini. Termasuk ada juga guru
baru yang mengajar di kelasku. Dia bernama bu Rima. Bu Rima adalah guru yang
cantik, baik, sopan dan lembut. Bu Rima asli dari Bandung. Beliau adalah wanita
sebatang kara. kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia menjadi mahasiswi.
Penyebabnya adalah karena kecelakaan. Beliau tidak memiliki adik dan saudara
yang masih dekat dengannya. Semuanya pisah terpecah-belah. Banyak saudara Bu
Rima yang memilih pindah untuk tinggal di Jawa Timur. Walaupun seperti itu Bu
Rima tetap kuat dan tegar menjalani hidupnya serta berusaha merubah nasibnya
agar menjadi lebih baik seperti saat ini.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar