Kamis, 30 Maret 2017


IBUKU MALAIKATKU
Cipt: nuriali

Setiap hari ayah mengantarku ke sekolah. Ayah akan mengantar dan menjemputku saat ia akan berangkat dan pulang dari kerja. Atau terkadang ayah menyempatkan diri untuk menjemputku terlebih dahulu meskipun pekerjaan ayah belum selesai. Sekolah ku dan kantor ayah tidak cukup jauh, karena itulah ayah akan selalu mengusahakan tepat waktu untuk menjemputku.
“assalamualaikum nak” sapa ayah dari dalam mobil
“waalaikumsalam ayah, ayah kok lama sih datangnya?”
“maaf putri kecil.. ayah tadi dijalan bertemu dengan teman lama ayah lantas ayah berbicara    sebentar dengannya”
“lantas mana teman ayah?kenapa dia tidak mampir kerumah kita?” tanyaku sambil masuk kedalam mobil.
“teman ayah sudah pergi, dia ada pekerjaan penting katanya”
Lantas didalam mobil ayahku bertanya.
“nak apa ada guru baru baru disekolahmu?
“iya yah dia bernama bu Rima. Bagaimana ayah tau jika dia guru baru disekolahku? Tanyaku heran.
“itu teman ayah nak.. yang tadi ayah ceritakan padamu”
“wah... senang sekali yah..bu Rima itu guru yang cantik sekali beliau juga baik yah. Aku akan ceritakan ini pada ibu, pasti ibu senang”
Tak terasa sudah sampai di rumah ibu sudah menunggu kedatangan kami didepan pintu.
Dengan gembira aku lari dan langsung memeluk ibu.
“ibu... (sambil lari) ibu lama ya menunggu kita” ucapku sambil memeluknya.
“iya nih kakak lama datangnya.. tapi gak papa ayo masuk ibu sudah bikin makanan kesukaan kakak” kata ibu sambil tertawa sembari membawa tasku.
Ayahku tidak berkata apa-apa, ayah langsung naik keatas dan tidak ikut makan bersama kami. Saat diruang makan aku bercerita kepada ibu bahwa tadi ayah bertemu dengan teman lamanya, dan teman lama ayah adalah guru baru di sekolahku. Aku dan ibu bercerita sampai makanan kita habis. Lantas aku bertanya “ibu kenapa ayah tidak ikut makan bareng kita”
“ah mungkin ayahmu kelelahan, tunggu disini dulu ya ibu akan mengantarkan makanan ayah ke kamarnya”. Jawab ibu sambil menyiapkan makanan ayah.
“baik bu.. paksa ayah buat makan bu takut ayah sakit”

“siap putri kecil...” goda ibu kepadaku. 

Rabu, 29 Maret 2017

Ibuku malikatku
Cipt:Nur fadilah Rusli

Sudah hampir dua tahun lamanya aku meninggalkan kota ini, Bandung. Begitu banyak kisah yang pernah kuukir di kota ini, kisah yang ternyata tak pernah bisa aku lupakan begitu saja meski dua tahun lamanya aku pergi. Namaku Nur, aku siswi yang saat ini duduk di bangku kelas 4 SD.  Aku putri tunggal dari sepasang orang tua yang bernama Rahman Dan Aisyah. Ayah dan ibuku adalah seseorang yang hebat. Keduanya adalah seseorang yang sangat aku sayangi. Ibuku adalah sosok wanita yang tangguh,penyabar dan penyayang. Walaupun ibuku bukan wanita karir tetap saja bagiku ibu adalah contoh wanita yang harus ditiru akhlaknya. Ibu selalu mematuhi semua perintah ayah, ibu selalu bisa membuat keluarganya bahagia. Begitu pula dengan ayahku. Ayahku adalah sosok lelaki yang selalu menjadi pahlawan untuk putrinya. Ayah selalu mengajariku untuk menjadi anak yang tangguh seperti ibu. Ayahku adalah pengusaha dan pejabat. Memang benar ayahku sangat sibuk sekali, akan tetapi ayah selalu bisa membagi waktunya bersama keluarga. Alasanku meninggalkan kota ini adalah karena tuntutan pekerjaan ayah yang tidak bisa ditinggalkan sehingga mengharuskan aku dan ibu ikut ayah ke daerah seberang, yaitu Kalimantan. Disana kami tinggal disebuah daerah dimana penduduknya padat dengan orang Jawa. Penduduk disitu sangat ramah sekali, tidak heran karena ajaran dari nenek moyang di Jawa memang seperti demikian. Penduduk yang tinggal di Kalimantan pun juga tidak melupakan adat dari Jawa. Seperti contohnya pada saat kemarin, aku mengikuti pengajian diba’an di masjid dekat rumahku. Yang mana kita tahu bahwa diba’an adalah salah satu kebiasaan orang Jawa pada malam jumat.
Kepulanganku dari Kalimantan dan kembali ke Bandung mengharuskanku untuk melanjutkan sekolah di sekolah lamaku. Aku bersekolah di SDN 5 Bandung, saat ini aku berada dikelas 4 semester ganjil. Tahun depan aku sudah naik kelas 5, kuharap aku tidak lagi meninggalkan kampung halamanku dan sekolah tercintaku ini.
“ Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru yang cantik lo..”
“ Bu itu teman kami waktu dulu di kelas 1, tapi dia pindah bu” jawab salah satu temanku yang masih mengingatku waktu itu.
“ Oh jadi nak Nur ini dulunya pernah sekolah disini.. yasudah berarti tidak perlu berkenalan terlalu lama ya anak-anak.. nanti saja kalian berbicara sendiri sekalian mendengarkan cerita dari teman ini. Gimana setuju?...” tawar ibu guru baru itu
“ Iya bu guru setuju.......” jawab kompak teman sekelasku. Hmm rupanya mereka benar-benar akan membiarkan ku bercerita sesuka hatiku nanti.
Begitu banyak perubahan yang aku rasakan disekolah lamaku ini. Termasuk ada juga guru baru yang mengajar di kelasku. Dia bernama bu Rima. Bu Rima adalah guru yang cantik, baik, sopan dan lembut. Bu Rima asli dari Bandung. Beliau adalah wanita sebatang kara. kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia menjadi mahasiswi. Penyebabnya adalah karena kecelakaan. Beliau tidak memiliki adik dan saudara yang masih dekat dengannya. Semuanya pisah terpecah-belah. Banyak saudara Bu Rima yang memilih pindah untuk tinggal di Jawa Timur. Walaupun seperti itu Bu Rima tetap kuat dan tegar menjalani hidupnya serta berusaha merubah nasibnya agar menjadi lebih baik seperti saat ini.

                                                              Bersambung... 
 Minggu,260415
Tuhan...
Jika kau sayang padaku..
Tunjukan padamu bahwa sepenuhnya..
Ku menyayanginya...

Tuhan..
Jika kau tak sayang padaku..
Maka cabutkanlah nyawaku untuknya..
Agar ia tau inilah pengorbanan ku untuknya..
Meski hanya nyawa...

Mungkin aku hanya manusia yang lemah
Yang menginginkan perhatian
Khusus dari seseorang sepertimu..

Mungkin juga aku ini santri  yang
Manakala pernah ngelakuin pelanggaran..
Yang gak pingin sayangnya dibagi..

Semua itu akan terbukti
Dalam waktu 30 menit..
Dan aku hanya bisa bilang
“AKU SAYANG KAMU”


BY:NUR FADILAH RUSLI