Sabtu, 14 November 2015

Buah Sabar


Aku percaya Takdir

Takdir yang mempertemukan kita

Takdir yang mempersatukan kita

Dan takdir yang mempertautkan dua rasa

Tapi aku menghujat Takdir

Atas teganya menjerumuskanku

Atas dosanya menjauhkanmu dariku

Apalah hak Takdir melakukannya?

Demi bisikan tak kasat mata

Demi Tuhan kumaki Takdir atas egonya!

Namun aku memuja Cinta

Tetap memuja Cinta

Dan aku mengagungkan Cinta

Sungguh mengagungkan Cinta

Cinta yang kini kembali menyapa

Cinta yang tak pernah berburuk sangka

Cinta yang membawaku pada dirinya

Dirinya yang melampaui batas sempurna

Kaulah saksiku wahai Asmara, AKU JATUH CINTA

Mengapa tak mereka ciptakan lagi satu kata

Satu kata diatas kata cinta

Kau tahu kenapa?

Karena sepatah kata cinta tidaklah cukup

Tak cukup menguraikan perasaanku padanya

Bahkan tak cukup mewakili pesonanya di sudut benakku

Jangan

Jangan putuskan senyummu padaku

Jangan lemparkan senyum mu padanya

Jangan acuhkan lirih pintaku

Tak pantaskah aku meneguk candu

Candu yang melesakkan rindu membelai sukma

Disini, di titik balik keringkihanmu

Aku menunggu dengan setia

Disini, di ujung getir mimpi burukmu

Aku menanti selamanya

Dan disana, di dasar lingkup jagat raya

Takdir memilih antara tiga

Antara Kau Aku dan Dia